Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
Kabar UBB
Universitas Bangka Belitung
04 Oktober 2023 | 13:34:34 WIB
Mengeksplor Pulau Paling Selatan Bangka Melalui Ekspedisi Pulau Pongok 2023 oleh UKM UBB Diving Club
Pongok, UBB-- Mahasiswa/Mahasiswi Universitas Bangka Belitung (UBB) yang tergabung kedalam Unit Kegiatan Mahasiswa UBB Diving Club berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan (Himaika) dan Komunitas Masyarakat Pongok (Liat Island Community) melakukan kegiatan yang bernama Ekspedisi ke-5 di pulau Pongok, Kabupaten Bangka Selatan, minggu (2/10/23).
Mengusung tema “Biodiversity Expedition”, kegiatan ekspedisi ini berlangsung selama 4 hari di mulai tanggal 29 september hingga 2 oktober 2023 didampingi oleh M. Rizza Muftiadi, Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan UBB selaku Instruktur/Pelatih UKM UBB Diving Club.
‘Tujuan ekspedisi ini adalah mengeksplore perairan pulau pongok. Output dari kegiatan ini adalah diketahuinya kondisi terumbu karang, hewan berbahaya, hewan dilindungi, keanekaragaman ikan dan mega benthos di perairan Pulau Pongok,” ungkap ketua pelaksana ekspedisi, Fajar Hidayatullah Rahmadani.
Sedangkan Ketua Umum UBB Diving Club Fauzan Saputra menyampaikan “Ekspedisi sebelumnya hanya kami dari klub saja yang melaksanakan, namun kali ini di ekspedisi yang ke lima ini kami mencoba berkolaborasi dengan Himaika dan masyarakat Pongok agar UBB lebih dapat dikenal di masyarakat dan lebih bermanfaat dari ekspedisi-ekspedisi sebelumnya,” ujarnya.
Dijelaskan, Pulau Pongok ditempuh selama lebih kurang 5 jam perjalanan dari Pelabuhan Sadai menggunakan perahu penyeberangan. Sesampainya di Pulau Pongok, tim ekspedisi disambut oleh Kamaludin selaku pemangku adat, Reka ketua Bumdes yang mewakili kepala desa, Hendi Saputra sebagai ketua komunitas masyarakat pongok, dan Junaidi penyelam lokal dari Desa Pongok.
Ketua divisi penelitian biota laut Ekspedisi V Nadya Syasri Aryani menyampaikan beberapa kegiatan yang dilakukan pada hari pertama berupa pengambilan data dan berbagai kegiatan lainnya.
“Hari pertama di pulau, Tim ekspedisi melakukan pengambilan data terumbu karang, ikan karang dan megabentos di perairan Barat Pulau, penanaman mangrove dan bersih pantai oleh anggota UBB Diving Club dan Himaika bersama Masyarakat Desa Pongok,” pungkas Nadya.
“Kami hanya melakukan pengambilan data karang, ikan dan benthos di bagian Barat Pulau, karena kondisi cuaca yang tidak mendukung untuk dilakukan monitoring di sekeliling pulau, tetapi kami berkomitmen untuk meneruskan ekspedisi ini ditahun-tahun berikutnya karena potensi Pulau ini sangatlah besar dan membutuhkan waktu yang lebih panjang lagi,” tambahnya.
Kamaludin selaku pemangku adat pulau Pongok mengungkapkan “ Pulau Pongok ini masih kental dengan adatnya, pulau ini juga masih alami tapi dengan edukasi yang kurang dengan masyarakat, masyarakat jadi belum mengetahui pentingnya terumbu karang dan biota-biota yang dilindugi di pulau Pongok ini sehingga banyak masyarakat yang memanfaatkan untuk dikomsumsi biota-biota ini, dengan adanya mahasiswa UBB yang datang kesini berharap dapat mengedukasi masyarakat disini betapa pentingnya dalam menjaga terumbu karang agar tetap terjaga keasriannya serta menjaga biota-biota yang dilindungi,” sebutnya.
Selanjutnya, pada hari kedua tim masih melanjutkan pengambilan data serta penurunan transplantasi karang dan bioreeftek guna memperbaiki ekosistem terumbu karang. Malamnya dilanjutkan dengan kegiatan persembahan tari adat oleh masyarakat pulau Pongok, nonton bareng bersama masyarakat pulau pongok, dan pemaparan hasil pendataan yang telah di lakukan oleh tim ekspedisi.
Menurut Hendi, dari 3 titik terumbu karang yang diteliti terdapat tutupan 31,77% dan 44,33% dititik 1 & 3 yang termasuk ke dalam kategorikan “cukup”, dititik 2 terdapat tutupan 70,03% yang dikategorikan “Baik”.
“Selain beberapa titik terumbu karang tadi, ditemukan juga jenis ikan karang Abudefduf sexfaciatus, Chaetodontoplus meseolicus, Apogon compresus diseluruh titik pendataan serta ditemukan biota yang berbahaya seperti Diadema (Bulu Babi), Acanthaster planci (Bintang Laut Berduri), Leptothecata (Bulu Ayam Laut). Selain itu, ditemukan pula penyu sisik dan banyak kima yang merupakan hewan dilindungi dan terancam punah sesuai perundangan yang berlaku,” ungkapnya.
M. Rizza Muftiadi mengungkapkan, perairan pulau ini memiliki potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai kawasan wisata ataupun kawasan perlindungan perairan laut. Oleh karena itu, untuk mendukung keberlanjutan dan pemanfaatannya, dibutuhkan Peraturan Desa yang dapat mengatur pemanfaatan sera pengelolaan dari sumberdaya alam yang ada.
“Didalam aturan tersebut dapat diatur wilayah perlindungan, wilayah penangkapan yang diperbolehkan, penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan serta hukuman yang dapat menjerat terhadap pelanggaran yang ditetapkan. Kami akan kembali lagi kesini, baik ekspedisi berikutnya, penelitian maupun pengabdian di Pulau ini, karena masih banyak ‘misteri’ yang belum terungkapkan terutama potensi kapal tenggelam dan kebudayaan dari Desa Pongok,” ujar Rizza. (Tim Diving Club)
UBB Perspectives
FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK
MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung
Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban
Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa
Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung
Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial
Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas
Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana
Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?
Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE
UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?
Peran Generasi Z di Pemilu 2024
Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi
Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung
Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?
Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong
Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental
Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia
Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK
HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?
Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?
Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum
SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM
Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi
Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru
Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi
PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)
Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan
PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA
Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan
SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?
KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA
Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus
Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai
Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi